02 Desember 2018

Published 20.15 by with 0 comment

January 2009

Stasiun Pasar Minggu kala pagi. Aku sudah disini. Seperti biasa merenung tanpa arah dan tujuan. Aku berusaha menghindari tatapan penasaran yang tertuju ke arah ku. Banyak pertanyaan di wajah mereka. Yah, aku tidak bisa menyalahkan mereka untuk itu. Aku terlalu mencolok. Dengan seragam sekolah pada pukul setengah sembilan pagi. Gadis kurang kerjaan. Ini hari selasa yang membosankan, pelajaran House Keeping seharian. Jangan salahkan aku dengan pelarian ini. Rasanya sangat layak dan aku meyakini bahwa tidak apa-apa sekali-sekali. Aku tidak menunggu siapa pun disini. Hanya memikirkan diriku sendiri. Aku suka disini. Desiran angin yang selalu dibawa kereta setiap kali datang. Sejuk, namun tidak membuyarkan lamunan.

Apa aku harus menceritakan tentangku?
Aku tidak yakin. Sebab aku sangatlah tidak menarik. Aku sebuah bayangan. Selalu terlihat gelap di mata orang-orang. Aku tidak cantik. Tidak cantik menurut standarku sendiri. Aku tidak ramah, tidak pedulian dan sangat tidak peka. Aku berbicara sesuka hatiku. Tidak menatap lawan bicaraku. Bukan karena mereka tidak menarik, aku merasa jika menatap mereka, mereka akan mengambil jiwa ku (masih membingungkan untuk mendeskripsikan nya). Dan aku sangat menyanyangi diri ku sendiri.

Well, aku baik-baik saja. Lebih dari baik-baik saja. Tradisi melamun disini diperkenalkan oleh seseorang yang dekat denganku. Aku tidak bisa menyebutnya pacar, karena kami tidak pacaran. Tidak bisa menyebutnya teman, karena aku sama sekali tidak peduli dengan hidupnya. Itu kan arti dari teman? Seorang pria yang terlalu baik untuk dijadikan keduanya. Setidaknya terlalu baik untuk kumiliki. 

Aku bertemu dengannya dalam perkenalan yang tidak kuminati. Dia tidak sepertiku. Umurnya pun 4 tahun diatas ku. Tidak memiliki hobi yang sama dengan ku, tidak pula memiliki sifat yang mirip dengan ku. Tapi dia pendiam. Lebih daripada ku. Pada dasarnya aku adalah orang yang menyimpan jalan fikiranku sendiri. Tidak membaginya dengan siapa pun. Tapi aku merasa dia akan mendengarkan dan mengingat segala hal remeh yang aku ceritakan. Dari mata nya dia menganggap semua hal tentang ku adalah hal yang paling menarik baginya. 

Jangan salah paham, aku merasakan hal sebaliknya padanya. Aku memanfaatkannya. Menjadikannya sebagai sebuah kebutuhan akan teman yang memang tidak aku miliki. Kedekatan kami berjalan selalu seperti ini. Dia adalah kebutuhan ku akan sikap yang hangat dan peduli. Sedangkan aku, hanya wanita jahat yang tidak bisa memperdulikannya lebih dari diriku sendiri.

Aku selalu merasa kami berbeda. Kami bukan teman. Kami bukan sepasang kekasih. Dia hanya kebutuhanku akan rasa yang tidak ku mengerti. Rasa hangat dan kepeduliaan. Aku tidak pernah memikirkannya dengan cara lain. Karena bagiku cinta adalah awal dari rasa sakit. Awal mula rasa sakit muncul adalah disaat kau memberikan hatimu kepada orang lain. Mengharapkan sesuatu lalu terluka berdarah-darah. Aku tidak akan seperti itu. Aku mengutuknya.

Aku tidak tahu isi kepalanya. Aku tidak terlalu perduli. Selama dia mendengarkan keluh kesahku, tidak ada yang harus kupedulikan tentang apa yang dia fikirkan. Apakah aku manusia? Aku sendiri masih meragukannya.

Sudahlah. Fikiranku mulai melantur kemana-mana. Untuk orang yang pendiam, fikiranku seramai pasar. Begitu semrawut dan berantakan. Aku memikirkan banyak hal sekaligus. Ada yang berguna. Kebanyakan tidak. Entah kenapa desiran angin seperti menerbangkan semua beban fikiran itu. Tidak membiarkan aku menyusunnya kembali. Aku menyukai rasanya. Rasa yang mengaburkan fikiran. Penyiraman bara panas, aku menyebutnya.

Aku melanjutkan lamunan ku.
Read More
      edit

21 November 2018

Published 22.00 by with 0 comment

Aku menerawang jauh.
Hidupku tidak selalu melulu bersamamu.
Lalu untuk apa kuabaikan semua orang?Terlebih orang yang peduli.
Read More
      edit

28 September 2018

Published 19.15 by with 0 comment

Apakah kamu tahu apa yang ada didalam hatimu?
Bisa menjelaskan secara detail dan berkesinambungan?
Semua bahagia, kesal dan keluh kesah?

Aku sedang mencobanya.
Dalam menjelaskannya diperlukan kejujuran yang tidak setengah setengah.
Aku membuka kaitnya satu persatu.
Memastikan bahwa tidak ada kekeliruan dalam penjelasan.

Oke.
Rasa yang paling dominan saat ini adalah rasa rendah diri.
Ketidakyakinan akan nasib ku sendiri.
Merasa gelisah akan sesuatu yg bahkan belum terjadi.
Merasa duka pada suatu hal yang bahkan tidak ada.

Aku sudah memejamkan mataku.
Melihat kelebihanku sendiri dalam jarak dekat.
Rasanya terlalu samar-samar.
Aku hampir tak bisa melihatnya.
Apa yang bisa kubanggakan?
Apa yang bisa membuatku yakin bahwa aku baik baik saja?

Aku sepicik ini,
Aku selemah ini.
Aku menertawai diriku sendiri.
Menyalahkan diri ku sendiri.
Membandingkan dengan orang lain adalah salah.
Aku harus bisa menapaki jejak dan jalan ku sendiri.
Tujuan ku sendiri. 
Merangkai masa depan ku sendiri.

Aku ingin melangkahkan kakiku di jalan yg belum pernah kutempuh.
Kukuatkan niatku.
Kubulatkan tekadku.
Kugigihkan semangatku.
Dan bercermin.
Aku yang dulu, sekarang, dan nanti.
Hanya melihat wajahku sendiri, kejujuran ku sendiri, jalan hidupku sendiri.

Mari berjalan!

Read More
      edit

04 Agustus 2018

Published 15.41 by with 0 comment

Gue ga boleh nyerah.
Nyari duit emang susah.
Nangis ga masalah kok, asal besok nya bs berjuang lagi.
Susah emang.
Mimpi buruk, mata merah karena nangis.
Tp ini hidup gue, perjuangan gue.
Harus gue yang kuatin diri gue sendiri.
Karena orang lain belum tentu peduli.
Karena orang lain juga mengejar kebahagian mereka sendiri.
Tegakin bahu dan bilang ke diri sendiri bahwa "harga diri lebih penting".
Bahwa apapun yg terjadi dalam hidup gue, itu satu-satunya hal yg msh gue punya.

Udahlah ga usah mikir jauh2,
Fikirin hari ini dulu,
Gak usah banyak gengsi dan bilang aja yang sejujurnya.
Kesel ya kesel.
Marah ya marah.
Udah ga ada urusan sm yg tersinggung.
Udah ga ada urusan sm yg julid.

Gak usah berharap ada yg hibur dengan bilang "semuanya akan baik-baik aja"
Karena apa yg lo harapin bakal lo denger gak akan sama dengan kenyataan.

Cuci muka dan sadar.
Hidup menggampar wajah lo keras-keras.
Itu artinya bangun dari mimpi.
Dan berusaha lagi.

Read More
      edit

30 Juli 2018

Published 10.25 by with 0 comment

Nasihat untukku sendiri

Aku tidak bisa menyembuhkan sakit hatimu.
Dendammu.
Kekecewaanmu.
Semua cacat pada masa lalumu.
Kamu akan mengingatnya terus sebagai bagian dari dirimu.
Selalu ada bekas sayatan dari luka yang telah sembuh.

Sembuhkanlah hatimu.
Biarkanlah, hidup berjalan sebagaimana adanya tanpa rasa takutmu.
Menyerahlah, untuk mengatur semua hal sesuai maumu.
Ikhlaskan lah setiap hal yang terjadi dan jangan salahkan dirimu.
Tersenyumlah, dan jangan beri dirimu alasan untuk meratap.

Aku yakin kamu bisa sembuh dari segala luka.
Aku yakin jiwa mu sanggup untuk sebuah kata maaf.
Aku tahu kamu bisa mengalahkan egomu dan mulai melupakan.

Mungkin tidak melupakan. Hanya memaafkan dan mengikhlaskan.
Bisa kan ?



Read More
      edit

19 Juli 2018

Published 10.30 by with 0 comment

Trus kenapa kalau gue sombong?
Ada masalah?
Gak urus.
Ngelurusin kepala ga segampang bengkokin sendok.
Kalo kesel ya gak usah pada WA.
Ribet.
Read More
      edit

13 Juli 2018

Published 15.56 by with 0 comment

We don't

Sometimes it seems so hard to find
The reason why I’m staying around
Screamin’ yesterday, lovin today
Been lying to myself
I said ‘It’s okay’

So that’s my story, I can’t be romantic
I’d rather fight than leave this troubles
But girl don’t worry, you’re just my kind of crazy
You’re my reflection in still water
Until the rain comes down
Until the rain comes down

I know you say I’m hard to handle
But really, it’s all because of you
Problems yesterday, I bring up today
I just don’t understand
It still feels right

So that’s my story
I always get so moody
I’d rather fight than leave this troubles
But boy don’t worry
You’re just my kind of crazy
You’re my reflection in still water
Until the rain comes up
Until the rain comes up

You tell me I'm crazy
Look at you
Isn't that exactly what I'm with you
You drive me crazy
You drive me insaine
Hmm I'm not the driver I'm a lover 
We got it bad
So good
Read More
      edit
Published 09.18 by with 0 comment

Aku punya impian ini.
Impian saat bisa berbicara dengan mu dari hati ke hati.
Bukan dengan logikamu.
Atau dengan pengetahuanmu.

Sebuah kejujuran yang akan dengan gampang aku rasakan.
Sebuah rasa tulus yang tersampaikan.
Read More
      edit

10 Juli 2018

Published 09.13 by with 0 comment

Aku melupakan banyak hal.
Aku bahkan tidak tahu apa yang aku lupakan,
Tapi seakan aku dapat merasakan otakku memilah dan membakar sebagian memori yang dirasa tak perlu.
Sisa-sisa ingatan menjadi sesuatu hal yang aku temukan belakangan.
Sebuah kesimpulan tanpa latar belakang.
Sebuah penyelesaian tanpa aku ingat masalah utamanya.


Read More
      edit

05 Juli 2018

Published 10.43 by with 0 comment

Bersyukur.
Bersyukur.
Bersyukur.
Pengobat lara, penahan hawa nafsu.
Aku hari ini adalah pembanding diriku yang lalu.
Tidak akan relevan jika dibandingkan dengan kamu, kamu atau kamu.
Jadi, mengapa bersedih untuk hal-hal yang tidak kita mengerti.
Mengangguk saja dan berhenti.
Setidaknya jangan satu masalah merusak keseluruhan pagi.

Read More
      edit

04 Juli 2018

Published 17.01 by with 0 comment

Pada awalnya, semua yang kelihatan memang selalu menjadi perhatian.
Itu hal yang lumrah.
Kebiasaan menciptakan sebuah perasaan.
Aku mengerti pun memahami.
Karena pada dasarnya manusia menyukai kebiasaan mereka melebihi yang lainnya.

" Sebuah kebiasaan membentuk sebuah perasaan "

Aku merasa tak menang.
Namun jauh dari kalah.
Aku wanita yang tersangkut persis ditengah-tengah.
Diantara sebuah perasaan dan kebimbangan.



Read More
      edit

08 Juni 2018

Published 16.18 by with 0 comment

Kenapa ya rasa kecewa selalu sulit sembuh?
Seakan-akan terlalu akut untuk diobati.
Seakan-akan itu penyakit kambuhan untuk ditakuti.
Rasa kecewa mempengaruhi sebagian orang, membuat efek jera dalam berharap.
Pun rasa kecewa juga membuat orang semakin menginginkan adanya perubahan ke arah yang lebih baik.
Bagi ku efek jera dalam perasaan kecewa jauh lebih dominan.
Aku me-marka kekecewaanku agar tidak jatuh kedalam kegelapan yang sama.
Efek jera sampai keubun-ubun.

Lalu apa yang kulakukan agar bisa berhenti dan sembuh?
Entahlah. 
Mungkin hanya mengalihkan ke hal lain, atau sudah saja berhenti berharap sama sekali.
Itu lebih mudah, dibanding mengharapkan perubahan yang masih transparan.

Efek jera pula yang menimbulkan banyak prasangka.
Dugaan terlalu jauh, dan rasa curiga yang berlebihan.
Dalam berhubungan, hal seperti ini ibaratnya seperti menggali kuburanmu sendiri.
Semua hal tetek bengek tentang perasaan akan berubah menjadi keterpaksaan.
Dan kau akan melihat hal lebih buruk lainnya seiring berjalannya waktu.

Tapi apakah aku harus berhenti berjuang setelah kekecewaan ku?
Sampai sekarang aku belum berhenti.
Aku menunggu rasa kecewa itu terganti dengan kebahagian baru.
Aku ingin meraihnya, bukan memaksakan kehendakku sendiri.
Dan ketika hidup menjadi jauh lebih sulit untuk dijalani, aku selalu mengingat perasaan bersyukur karena masih bisa bangun pagi-pagi..

Read More
      edit

07 Juni 2018

Published 15.51 by with 0 comment

Kita dulu tanpa nama.
Saling panggil dengan sebutan kata-kata yang mengungkapkan apa yang kita rasa.
"Sayang"
Rasa nya tidak terlalu berarti ya.
Tapi tahukah kamu, aku tersenyum sendiri membacanya.
Saat semua nya masih sangat mudah, dan tanpa gundah.
Saat semua perasaan dengan gampangnya tersiratkan.

Kita tidak harus menebak-nebak satu sama lain.
Kita tidak harus bermain dengan ego yang kelewatan.
Kita tidak harus berprasangka yang berlebihan.

Aku bohong bila berkata tidak rindu.
Aku rindu kita.
Aku dan kamu yang lalu.
Bukannya sekarang tidak berarti lagi,
Tapi aku merasa kita menjadi terlalu berhati-hati.





Read More
      edit

06 Juni 2018

Published 11.12 by with 0 comment

Sometime we can't denied that we tired till death.
We sooked our head and say no instead yes.
Define meaning of live through sarcasm.
We can't tell the truth cause they aren't care to listen.

What purpose of life?
What life given to us? or should we to given to theirs?
What's else?
Our heart so full about bullshit things and broken hope.
To cherrish is difficult.
To feeling delightful is even worse.

Now, the world still spinning even without my opinion.
So, why i would bother about?
Just stood and left.
Read More
      edit

03 Juni 2018

Published 20.07 by with 0 comment

It claims that we can survive through this.
Not bleeding to death or not to hurt till i say give up.
Sometimes its hard to complain that problem we had.
Sometimes we didnt understand how to rescue ourself from the world.
Sins is habbitual.
We kiss that every damn day.
Problem is common.
We sunk every single time.

Truth is also deep.
So far from our ego.
We could swim, to figure how to quit.
But the water is unclear and warmth.
To figure what happen, its also difficult.
Difficulty when the reason its not also great.
Read More
      edit

26 Mei 2018

Published 23.31 by with 0 comment

Kata orang aku harus menulis tentang kegelisahanku. Sebenarnya ini semua terkesan sangat random sekali. Aku selalu ingin melakukan ini tetapi terkadang rasanya salah. Aku menulis apa yang kurasa benar dan merasa bersalah karena tidak mengetahui seluruh kebenarannya.

Aku memulai cerita ku mungkin dengan membenci pekerjaanku yang sekarang. Caci maki setiap hari seperti serdadu kasar. Berjuang dan berusaha sebisaku tapi terkadang itu tidak cukup untuk mendapat perlakuan layak. Tapi aku harus tabah bukan? Tidak menyerah di tengah tengah dan menelan semua pil pahit itu sendirian. Aku menangis saat tertidur dan rasanya sangat melelahkan. Tapi apa yang bisa kulakukan saat keluarga ku bergantung pada hal ini? Hatiku menjadi selalu sakit. Aku bukanlah orang yang bisa dihardik secara tidak adil. Seringkali aku lupa bahwa aku seorang perempuan yang tidak layak diperlakukan seperti ini. Tapi hidup memang tidak pernah adil bukan? Di tengah semua limpahan materi batin ku menjerit kesakitan.

Cerita kedua mungkin tentang kita, ini sangat membingungkanku. Aku sadar telah bersikap egois. Aku bahkan terlalu sulit untuk memilih kata katanya. Mungkin seperti aku bingung harus seperti apa. Disatu sisi aku berharap bisa merayakan momen anniversary kita, tapi disisi lain aku memilih membatalkannya agar kamu cepat sehat. Jujur aku kecewa, berharap bisa mengganti kenangan buruk anniversary tahun lalu dengan kenangan tahun ini rasanya terlalu jauh dari kenyataan. Aku tahu kamu berusaha pulih, tapi rasanya salah memaksakanmu, sebagian diriku tidak mengizinkan bahkan untuk sekedar membahagiakanku.

Aku belum tertidur sampai jam 12 nanti. Ingin mengucapkan happy anniversary pada diriku sendiri..


Read More
      edit

15 Mei 2018

Published 16.04 by with 0 comment

Aku tidak ingin membiasakan diriku.
Berfikir tidak ada hal lain yang bisa kulakukan.
Berjalan ditengah-tengah sebuah obrolan.
Menunduk disekitar tegur sapa.

Tapi aku sudah tidak terbiasa.
Berenang ditengah keluhan.
Berfikir dengan indera ku untuk orang lain.
Menjadi sesuatu yang terkadang bukan mauku.

Aku berjalan menjauh.
Mencari ketenangan ku sendiri.
Membiasakan diriku pada hanya beberapa orang.
Aku mencukupkan diriku.
Menyayangi mereka yang menyayangiku.
Meninggalkan mereka yang ingkar.
Tidak peduli jika pada akhirnya aku menemui kesendirianku.
Asalkan tidak ada kebohongan disana,
Aku akan bertahan.
Asalkan tidak ada kepura-puraan disana,
Aku akan ada.
Read More
      edit

02 Mei 2018

Published 10.11 by with 0 comment

Perjalananku #1

Udara panas menyengatku. Ini baru jam sepuluh pagi. Tapi panasnya sudah begini nyeri. Suasana hatiku pun tak membantu. Aku langkahkan kaki ku dengan fikiran yang masih mengawan dan berantakan. Ah sudahlah, sampai terminal dulu saja baru kuputuskan hendak kemana. Dengan ranselku, aku bergetar. Entah rasa takut, atau kepanasan rasanya sudah sulit kubedakan. Bus-bus lalu lalang. Aku masih terpaku dipinggir jalan depan toko buah. Bertanya-tanya dalam hati apa sebenarnya yang sedang kulakukan. Aku menggigiti jariku, mengutuk perencanaan perjalanan yang setengah-setengah ini.

Aku membulatkan tekad. "ke Bogor saja" kataku serampangan. Bus datang. Dan aku dengan jelas menghitung setiap langkahku dengan berfikir apa yang sebenarnya sedang terjadi pada diriku saat ini. Sudah terlambat. Aku akhirnya benar-benar pergi. Aku duduk sendiri dan bus ini cenderung sepi. Aku duduk dan mulai berhenti berfikir. Menikmati setiap jejak jalan yang sedang kulalui. Ini menenangkan. Bahkan cenderung menyenangkan. "Aku dan Diriku sendiri" aku menyebutnya. Tidak ada kebingungan, tidak ada kegelisahan, tidak ada pengabaian. Rasanya begitu sempurna. 

Jutaan kenangan lama mendesak keluar. Aku pernah begini. Aku pernah kesini. Dan aku mulai menyusun rencana dengan buku di tanganku. Rasa nya semua mulai masuk akal. Terlonjak dari lamunan indahku, aku sudah tiba setelah perjalanan selama 40 menit. Kulangkahkan kaki ku sambil berfikir akan kemana. Baiklah, yang terdekat adalah Kebun Raya Bogor. 

<< To be Continued >>
Read More
      edit

26 April 2018

Published 08.31 by with 0 comment

Dingin menggigitku dengan gigi-giginya yang beku.
Wajahku mulai retak-retak.
Aku sudah mengusahakan sebisaku untuk mengurangi perih di kulit wajahku yang terkelupas akibat rasa dingin dan gigil.
Tidak berhasil.
Sudut mulutku membentuk seringaian.
Ah, tampak jelek disana, disudut bibirku.
Kututup mulutku dan berusaha berbicara sesedikit mungkin hari ini.
Lagipula siapa yang peduli dengan wajahku yang kering?
Kusilangkan tanganku sambil menggerutu,
Andai aku bisa melanjutku tidurku,
Meskipun dengan semua mimpi-mimpi buruk itu.
Read More
      edit

13 April 2018

Published 10.35 by with 0 comment

Aku bertindak seperti orang yang kehabisan waktu.
Tidak dapat mundur.
Tidak diperbolehkan protes.
Muak.
Bersikap seakan-akan aku kehabisan pilihan.
Semua terkesan seakan-akan tidak ada jalan keluarnya.

Apa sebenarnya yang kutakutkan?
Dan kehidupan terlalu brengsek untuk dimengerti!
Read More
      edit

09 April 2018

Published 15.02 by with 0 comment

#Post 24092017

Mereka bilang aku penjahatnya.
Aku antagonisnya,
Mengenai apa yang kulakukan?
Mereka beranggapan bahwa keberadaan ku saja sudah salah.
Menurut mereka aku tidak semestinya punya harapan, punya mimpi,

Terkadang aku tertidur larut untuk memikirkannya.
Mencoba memperbaiki apa yang orang bilang adalah sebuah cela.
Hari demi hari berlalu dan aku masih tersangkanya.

Aku semakin tidak mengerti,
Dari arah mana datangnya?
Dari mana jejak kemurkaan bermulai?
Baiklah, akan kutelusuri.
Aku berjalan, sedikit lebih dalam, semakin dalam.

Ketemu.
Tapi apa yang harus kuperbaiki?
Aku merasa semua senormal datangnya pagi.









Read More
      edit
Published 14.59 by with 0 comment

Home to you


Read More
      edit

29 Maret 2018

Published 16.10 by with 0 comment

Aku mau hatiku selalu bersih.
Entah dari apapun itu.
Rasa marah, dendam, cemburu.
Dari segala penyesalan yang ada.
Dari segala rasa sakit yang tersisa.
Dari segala kemuraman yang mungkin bisa terjadi.

Aku ingin menjalani hariku dengan penuh keceriaan.
Tanpa keluh, tanpa kesah, dengan ribuan mimpi didepan mata.
Aku ingin menjalaninya dengan senyum diwajah.
Aku ingin memulai sesuatunya dengan keyakinan bahwa setiap orang pada dasarnya adalah sebaik yang bisa ku representasikan.

Hidup dengan petualangan yang kubuat sendiri.
Kesendirian yang kunikmati.
Dan dengan cinta yang begitu besar.

Terima kasih hari ini.
Read More
      edit

16 Maret 2018

Published 09.38 by with 0 comment




Read More
      edit
Published 09.32 by with 0 comment

Aku ingin menggerakkan hatiku.
Mendorongnya sebisaku.
Memaksanya beranjak.
Mencongkelnya kalau perlu.

Rasanya seperti seabad dalam musim salju.
Tidak menyisakan apapun selain hati yang patah.
Tidak merasakan apapun selain kebekuan yang terlalu.

Aku memaksa hatiku untuk bergerak.
Menatap kenyataan dengan mata terbuka.
Aku berbisik dengan pelan,
Bahwa kita telah melakukan yang kita bisa untuk bertahan.

Dan ketika hatiku menolak,
Aku begitu membenci hatiku.
Sangat membenci hatiku.
Ingin menukarnya meskipun hanya untuk seonggok daging busuk.
Read More
      edit

15 Maret 2018

Published 11.34 by with 0 comment

Aku ingin bersama wanita-wanita kuat.
Yang akan mengatakan padaku bahwa semua pasti ada jalan keluar.
Yang akan menunjukkan kepadaku bahwa semua masih belum cukup.

Semua perjuangan, keringat, dan airmata.
Semua hujaman rasa sakit dari berbagai macam luka, kami kipasi sendiri.
Kami jadikan semua yang terjadi sebagai bahan pelajaran.
Kami tahu terkadang keletihan sangat tidak tertahankan.
Kami tahu terkadang bersandar kepada seseorang sangat kami nantikan.
Tapi apakah kalian bisa diandalkan, bahkan hanya untuk sekadar teman cerita dan keluh kesah?


Read More
      edit
Published 11.19 by with 0 comment

Apa yang terjadi disaat patahan hati tidak dapat kutemukan?
Read More
      edit

03 Maret 2018

Published 04.45 by with 0 comment

Aku berhasil melewati Februari.
Berdarah-darah kuseret kakiku sendiri.
Maret mengulurkan tangannya yang kering.
Aku menyambutnya.
Menggenggam dengan setengah hati.
Menggapai apapun yang bisa membuatku bertahan.

Aku bermimpi.
Kamu menjadi seseorang yang dapat kukagumi.
Kamu menjadi seseorang yang dapat kukasihi tanpa keraguan.
Kamu menjadi seseorang yang cinta nya hanya untukku.

Aku terbangun.
Yang tersisa hanya bayang-bayang Februari.
Menindihku dengan kenyataan.
Menghujaniku dengan realitas pahit.

Ah sudahlah.
Maret menunggu dengan sabar dan berdebar.
Kita lihat.
Apakah aku bisa memperbaiki hatiku disana?



Read More
      edit

24 Februari 2018

Published 13.38 by with 0 comment

Aku sedang tidak patah hati.
Tapi apa harus aku menulis saat hanya sedang bersedih?
Aku mulai banyak mengikhlaskan.
Merelakan.
Hal-hal yang tak mampu kugapai.
Hal-hal yang diluar kuasaku.

Tapi disisi lain aku juga membangun.
Dinding kepercayaanku yang baru.
Menata hatiku lagi dengan hati-hati.
Mulai membangun mimpi ku sendiri.

Aku tahu semua tidak akan pernah mudah.
Aku hanya cukup mengingat ungkapan sayang mu.
Aku hanya cukup mengingat lagu yang kau mainkan khusus untukku.
Hanya itu.

Apakah aku sebodoh itu? 
Iya, sepertinya.
Read More
      edit

22 Februari 2018

Published 04.17 by with 0 comment

Aku mengingkari prinsip yang kubuat sendiri.
Masih bertahan denganmu yang membuat hatiku hancur berantakan belakangan ini.
Aku sangat kesulitan untuk bangkit.
Aku sangat kesulitan untuk percaya.
Semua hal yang kita perjuangkan seperti terbakar api.
Tidak menyisakan apa-apa selain debu yang berterbangan.

Andai semudah itu.
Andai meninggalkanmu semudah itu, mungkin aku akan meninggalkanmu.
Melupakanmu yang sudah hampir dua tahun mengisi keseharianku.
Tidak akan ada lagi pesan darimu.
Perhatianmu.
Bahkan pertemuan kita.
Dan dengan berdarah-darah aku harus membiasakannya.

Aku merasa sulit untuk menentukan.
Apakah harus hidup dengan sikapmu yang tidak bisa kutolerir,
Atau lebih baik aku pergi dengan membawa semua luka yang tak akan sembuh?

Rasanya sakit mengetahui sisi lain kamu.
Mematahkan khayalanku.
Kamu bukan cowok cuek seperti yang kutahu.
Bukan pula orang yang perhatiannya selalu tertuju padaku.

Kamu memintaku percaya ada cinta disana.
Aku bertanya-tanya, apakah benar?
Apakah cintamu sama seperti apa yang kumaksudkan?

Aku tidak tahu mengapa kamu melakukannya.
Tidak mengetahui persis alasannya.
Malam ini aku terbangun dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat hatiku sangat kesakitan.
Apakah kamu bisa berubah?
Apakah aku bisa memberikan kepercayaan padamu?
Apakah aku siap untuk merelakanmu?

Entahlah.

#Post 18-02-2018


Read More
      edit
Published 04.03 by with 0 comment

Terkadang rayu merayu antara laki-laki dan perempuan terkesan biasa.
Menyebar ketertarikan satu sama lain.
Mereka tanpa rasa bersalah melakukannya.
Tidak pakai perasaan katanya.
Tapi sulit rasanya menerima.
Kehidupan macam itu hanya mampu dijalani oleh perempuan yang emang udah kebal banting bahkan bisa dibilang hatinya udah mati.
Jadi, kalau hati lo sama seperti gue yang masih selembut salju di musim dingin, lebih baik tidak mencoba untuk nyemplung ke neraka.


Read More
      edit

19 Februari 2018

Published 00.04 by with 0 comment

Dalam ke-diaman ku, sedikit demi sedikit kuputar kisah.
Kurajut perlahan.
Mulai memaknai dengan benar.
Mulai berjalan walau kaku tak keruan.

Ditengah segala pilihan yang kupunya,
Aku memutuskan untuk memperjuangkan kebahagianku.
Mempercayai diriku sendiri.
Dan mulai berjuang,
Entah butuh berapa lama.
Mungkin aku akan sangat kesakitan.
Tapi ketakutan bukan sebuah jalan keluar.
Dan kenyamanan bukan sebuah kemajuan.

Aku meninggalkan zona nyamanku.
Apapun, agar bisa menemukan diriku lagi.



Read More
      edit

18 Februari 2018

Published 19.36 by with 0 comment


Untukmu Februari,


Ijinkan aku bercerita, meski dalam bahasa yang mungkin tak kau mengerti,

Aku seorang penyendiri. Aku adalah pen-diam sudut pojok kamar dengan selimut dilutut dan buku dipangkuan. Aku berfikir terlalu banyak, berbicara terlalu sedikit. Bersikap tidak peduli terhadap society dan berkata lantang bahwa aku tidak tertarik. Aku bahagia dengan kemonotonan yang kuciptakan. Sebuah penjelajahan fikiran, aku menyebutnya. Aku wanita yang membosankan bukan?

Aku terus bertahan pada kebiasaan ini sampai aku bertemu dengannya. Orang yang kucintai. Segalanya mulai berubah perlahan-lahan tanpa kusadari. Aku mulai menyusun ulang prioritasku dan menempatkannya dalam urutan pertama. Aku selalu berfikir keras bagaimana membahagiakannya. Mengesampingkan kesukaanku, minat, bahkan hobby untuk lebih mengenal dan mengetahui minat dan kesukaannya. 

Sebagai "aku" ketakutan terbesarku adalah membosankannya. Aku menyadari dengan ketulusan hatiku sendiri, bahwa aku dan dia adalah sebuah pribadi yang jauh berbeda. Ketika ketakutan itu mulai menembus urat-urat nadiku, sedikit demi sedikit aku mulai berubah. Aku menjadi pribadi yang menyesuaikan dengan segala apapun yang disukainya.

Waktu berlalu dan aku lebih dalam kehilangan diriku. Aku mulai kebingungan, apa yang sebenarnya kurasakan. Kamu jangan salah paham, bukan berarti dengan mencintainya aku tidak bahagia. Aku bahagia, namun aku memaknai nya dengan cara yang salah. Aku terlalu berlebihan dalam mencintainya sehingga lupa masih ada hati yang seharusnya aku bahagiakan. hatiku sendiri.

Di bulanmu ini, aku hanya ingin kembali pada diriku sendiri. Merubah prioritasku untuk mencintai "aku" lalu kemudian mencintainya. Menggapai apa yang sebelumnya membahagiakanku agar aku selalu memiliki senyum terbaik untuk tetap membahagiakannya.

Aku harus tetap menjadi diriku, untuk memberitahunya, bahwa ada seorang "aku" dengan seribu keanehannya yang mencintainya.

Terima kasih.




Read More
      edit
Published 19.04 by with 0 comment

Aku ingin berpegangan pada apapun, ranting, dedaunan hingga debu halus pada tanah.
Berusaha sekuatku demi kebersamaan kita.

Mempertahankanmu mulai terasa sulit.
Bagai berjalan diatas jembatan kaca saat bersamamu.
Aku bisa merasakan kengerian-kengerian di bawahku. Ketakutan yang terlalu transparan.
Kehilangan yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Aku menjadi semakin lemah setiap saat.
Membiarkan waktu menghajar habis persendianku.

Aku terjatuh sekarang.
Entah seberapa dalam.
Entah seberapa terluka.
Entah seberapa aliran ragu yang membekukan tulang

  1. Entah...
Read More
      edit

07 Februari 2018

Published 08.29 by with 0 comment

Dengan begitu banyak dendam dihati. Dari semua amarah yang ada. Aku pada dasarnya mengutuki nasibku sendiri. Keterbatasan yang kupunya. Semua hal yang kuinginkan semakin terjauhkan. Aku tidak bahagia. Terbatas oleh nasib. Dikungkungi amarah yang sulit reda. Aku ingin meraih apa yang seharusnya kudapatkan tapi lagi-lagi waktu sepertinya tidak setuju denganku. 

Aku seharusnya berlari. Tanpa memerdulikan siapapun yang memanggilku dibelakang sana. Aku seharusnya tidak menyerah. Disaat aku telah berjuang sejauh ini. Aku menangisi waktu yang telah kubuang selama ini. Merasa sia-sia bila harus berjuang sekarang. Aku kebingungan dengan apa yang harus kulakukan. Apa yang sebenarnya kuinginkan. Aku sangat kebingungan.

Aku rindu seseorang bertanya padaku apa yang kurasakan. Aku sudah terlalu banyak mendengarkan.
Aku rindu seseorang mengerti apa yang kusukai. Aku sudah terlalu banyak merelakan.
Dari begitu banyak kata-kata yang ada, aku rindu seseorang membelai kepalaku sambil berkata semua akan baik-baik saja.
 
Read More
      edit

05 Februari 2018

Published 11.56 by with 0 comment

Pernahkah kamu merasakan perasaan yang sulit dituliskan?
Sulit didefinisikan.
Campuran antara rindu dan amarah.
Mendamba dan menampik.

Bibirku terkunci.
Aku terlalu banyak menyimpan dendam.
Terlalu banyak luka yang kubuat sendiri.
Aku begitu takut.

Aku sadar.
Aku melukis nasibku sendiri.
Semua kebahagian dan airmata.
Juga semua luka.

Aku bertanggung jawab atas segala bahagia serta lara.
Himpitan dan keleluasaan.
Dan dari semua hal yang ingin aku lakukan,
Aku mulai mewujudkannya satu persatu.

Aku hanya ingin ada bahagia.
Tidak membiarkan setetes pun airmata.
Semoga.
Read More
      edit

16 Januari 2018

Published 11.45 by with 0 comment

Bisu.
Sunyi.
Sepi.
Aku hanya bisa mendengar suaraku sendiri.
Mengalun layaknya nada yang dipaksakan.
Tanpa not-not pengatur dalam barisan.

Bagaimana kita bisa menulis tentang kerinduan?
Bagaimana kita bisa menyanyi tentang kerinduan?
Sebuah nada tak akan pernah sama.
Saat bahagia.
Saat berduka.
Saat kehilangan.

Lalu bagaimana tentang rinduku?
Aku ingin meneriakannya.
Aku ingin merangkai nada tentangnya.
Aku ingin menulis ribuan baris sajak mengenainya.

Karena rinduku tak pernah habis.
Meskipun terkadang kata "cukup" mengakhiri.

Read More
      edit

15 Januari 2018

Published 22.05 by with 0 comment

Terkadang ada luka yang tak bisa sembuh.
Tergores terlalu dalam.
Hati sakit.
Relung yang perih.

Ingatanku segelap langit malam.
Tapi tetap ada kepedihan disana.
Seakan aku bisa merasakannya.
Seakan aku tak bisa merelakannya.

Tergagap aku akan kenyataan.
Terombang-ambing akan ketidakpastian.

Aku hanya bisa berpasrah kepada-Nya.
Berserah pada takdir-Nya.
Read More
      edit

11 Januari 2018

Published 09.42 by with 0 comment

Disaat yang seperti ini yang deg-degan..
Sabar.. Sabar.. Sabar..
Tunggu dan Sabar..
Read More
      edit

07 Januari 2018

Published 08.03 by with 0 comment

Entah mengapa aku tidak menangis.
Merasa semua hanya mimpi.
Seperti aku bisa bangun sewaktu-waktu.

Entah mengapa aku menerima.
Merasa semua akan indah walaupun hal pahit kenyataannya.
Seperti aku bisa kembali padanya.

Aku tidak bisa memaksamu.
Ditengah segala benci itu.
Tidak ada rasa lagi disana.
Karena bila ada, aku tidak bisa melihatnya.

Aku menerima nasib yang datang padaku.
Berharap menerima dengan tangan terentang
Menyambutnya, mengecupnya, memeluknya erat erat seakan itu bagian dari diriku sendiri.

Mungkin aku akan menangis dipelukan mama.
Berharap mama bisa sedikit redakan sakitnya.

Terima kasih kamu untuk segalanya.

Dari seseorang yang tak mau kau dengar kabarnya..

Read More
      edit

05 Januari 2018

Published 10.30 by with 0 comment

Kita terlalu memaksakan apa yang kita punya.
Berpegangan pada bayangan dan berharap teguh pada gugus.
Read More
      edit