04 Maret 2017

Published 23.29 by with 0 comment

Aku tidak menyukai hari ini. Bahkan sejak pagi aku mulai kelihatan menderita. Hari ku begitu melelahkan seminggu ini. Penderitaan yang berkepanjangan. Selalu begitu disaat semua orang bertindak sesuka hatinya, dan berkata sesuka hatinya tanpa memikirkan perasaan orang lain. Hari ini seharusnya menjadi sebuah penghiburan. Hari dimana aku lepas dari semua kepura-puraan. Hari dimana aku bisa setidaknya bertemu kamu walau mungkin kita tidak memiliki banyak waktu. Tapi aku sudah berjanji untuk datang ke sebuah undangan pernikahan. Yasudah. Setidaknya masih bisa bertemu kamu meskipun dengan semua ketidaknyamanan yang akan aku jalani.

Selama ini aku masih memungkiri semua ketidaknyamanan ku saat ada dikeramaian. Berharap suatu saat aku bisa membiasakannya. Bahkan terkadang aku berharap tidak seaneh ini. 

Aku menggenggam tanganmu. Meredakan setidaknya ketidaknyamanan ku saat ini. Yah, itu klise. Alasan sebenarnya mungkin agar aku tidak jatuh terbelit kakiku sendiri. Kepalaku sakit saat dikeramaian. Aku linglung setengah mati. Aku tidak bisa menghindarinya. Sekuat apapun aku mencoba. Rasa tersiksanya lumayan menjemukan. Aku berharap bisa pergi secepatnya.

Mengerikan. Berada di tengah keramaian. Percakapan yang dipaksakan. Senyum penuh kepura-puraan. Aku terlalu sakit kepala untuk menyadari apa yang sebenarnya sedang ku lakukan. Aku telah mencoba belajar sabar untuk dapat paham dan mengerti. Belajar menghargai. Mencoba berusaha sebaik-baiknya karena aku tidak ingin mengecewakan kamu, Bukankah itu yang orang normal lakukan?

Aku menutup mulutku dan bersabar. Mencoba tersenyum kadang-kadang. Mengucapkan beberapa patah kata yang tidak ingin kukeluarkan. Dan hasilnya? Aku tidak menyukainya. Aku benar-benar tidak menyukainya.

Oke. Setidaknya hanya sejam kan? Aku masih bisa memperbaiki hari yang kupunya. Setidaknya sekarang aku bersama kamu. Aku belum bisa menghilangkan perasaan yang tidak enak akibat deritaku sendiri. Tidak ingin pulang kerumah. Rasa tidak nyamannya masih ada. 

Aku berharap kepada kamu. Aku selalu berbohong tentang hal ini. Aku selalu berkata, aku tidak akan berharap apapun lagi karena rasa nya menyakitkan. Ya, memang menyakitkan. Tapi disaat menyayangi seseorang entah disadari atau tidak harapan mulai terbentuk. Sesuatu hal yang bahkan sulit untuk  kuhindari.

Mungkin ini keegoisan ku sendiri. Mengharapkan kamu ada saat ini juga merupakan bentuk keegoisan ku sendiri. Aku tidak bisa masuk kedalam kepalamu setidaknya untuk memastikan apa yang kamu inginkan. Tapi mungkin malam ini aku hanya ingin mengedepankan apa yang aku inginkan. Dan entah untuk keberapa kalinya kamu menegaskan hal yang sama. Batas waktu kita. 

Aku benci saat kamu mengatakannya. Sedih luar biasa. Kita pernah bertengkar masalah yang sama. Aku tidak keberatan jika lain hari kita bertengkar, tapi setidaknya tidak malam ini. Tidak disaat aku berharap untuk bisa setidaknya mencurahkan apa yang aku rasakan. Aku bahkan bisa bercerita sambil menangis. Tapi yasudah. Aku sudah kehabisan pilihan dan tidak bisa mengutarakannya. Semoga kamu bisa istirahat dan tidur nyenyak malam ini. 

Post Script :

Masih kebayang cara kamu bilang kalau kamu harus pulang jam 10 😪. Iya iya pulang aja.

Sakit? Iya. Disaat aku pengen ngelupain semua derita aku seminggu ini, kamu mulai membatasi diri kamu. Aku beneran trauma. Aku cuma punya waktu sehari buat ketemu kamu dalam seminggu, tapi kamu terlalu kaku dengan bilang kamu harus pulang jam 10. Padahal aku beneran butuh kamu. 

Benci kamu, sedih, laper..  Kapok ah kondangan lagi. Minggu besok kamu dateng sendiri aja.


      edit

0 komentar:

Posting Komentar