25 Oktober 2019

Published 05.56 by with 0 comment

Menjemukan - Hampir Pagi

Aku tidak memiliki banyak alasan untuk kecewa pada orang lain.
Karena aku sadar, pada dasarnya aku jauh lebih kecewa pada diriku sendiri.
Rasa sakit hati yang ada membuat luka baru terbuka.
Menunggu, untuk kurasakan perihnya.

Aku terdiam memikirkan banyak hal.
Beberapa hal yang sudah kuperjuangkan, dan yang akan kuperjuangkan.
Aku menekan keras segala ego yang kupunya.
Berfikir sedikit lebih lama dan memilih untuk tersinggung disaat yang tepat.

Aku sudah mengerti.
Bahwa ada beberapa hal yang sebaiknya tidak kusampaikan.
Aku berusaha membahagiakan orang lain dengan tidak membuat diriku berdarah-darah.
Karena pada dasarnya itu sulit sekali.

Membiarkan segala hal berjalan semestinya.
Aku mendapatkan apa yang seharusnya aku dapatkan.
Aku tidak akan mengeluh soal itu lagi.
Tapi aku mulai tidak menyesalinya.
Aku menemukan diriku disana.
Menemukan hatiku, yang mulai memilih untuk tidak peduli apa yang orang lain fikirkan dan apa yang pantas kudapatkan.
Read More
      edit

07 Agustus 2019

Published 00.00 by with 0 comment

Saat nulis ini, aku sudah setengah sadar dan setengah mengantuk.
Pingin sih menyusun kata-kata yang agak bagusan sedikit di hari bahagia kamu.
Tapi kayaknya aku cuma bisa bikin curhatan pendek.

Hmm..
Jujur aku masih agak canggung untuk soal yg model begini.
Aku pemalu banget, buat nyanyi dan tiup lilin saat ulang tahun kamu.
Rasanya gak nahan deh buat ga ketawa.
Tapi aku coba deh sesekali, meskipun bukan sesuatu yang wah.
Mudah-mudahan aja kamu ga ketawa.

Dan di hari ini aku juga ingin ngucapin,
"Selamat ulang tahun suami aku".
Semoga diulang tahun kamu yg ke-27,
Kamu bisa sehat selalu, semakin dewasa dan bisa selalu jadi kebanggaan keluarga.

Aku seneng diulang tahun ini bisa ketemu langsung sama kamu pas jam 12 malam.
Agak romantis ya hehe.

Udah ah, aku mau nyiapin kue sederhana aku dulu.
Kamu jangan bobo dulu ya.
Read More
      edit

05 Agustus 2019

Published 20.25 by with 0 comment

Aku mencoba menahan diriku.
Tidak mengatakan apa-apa terkadang lebih menjelaskan banyak hal.
Biarlah kali ini orang lain menerka-nerka apa maksudku.
Aku membiarkan imajinasi mereka terpakai sesekali.

Aku ingin menceritakan beberapa hal tentang masa lalu,
Masa dimana keyakinanku akan beberapa hal membuatku memutuskan pilihan.
Pilihan yang baik. Pilihan yang buruk.
Ada beberapa yang kusesali. Ada beberapa yang kusyukuri.

Perihal atas konsekuensi tersebut membuatku menjalani saat-saat ini.
Saat-saat dimana aku merasa aku menjalani kehidupan yang membahagiakan.
Saat-saat dimana aku merasa bisa menangis sepanjang hari tanpa lelah.

Ah hidup.
Terkadang begitu banyak yang bisa diambil intisarinya.
Tapi mungkin kita harus bersedia dikuliti terlebih dahulu untuk merasakan pahit dan manisnya.

Membiarkan hidupku berjalan seperti air dan tidak melawan bukan merupakan tabiat alamiku.
Lebih seringnya aku bergulat dengan rasa tidak terima diperlakukan semena-mena.
Padahal orang lain berhak untuk menjadi brengsek disaat yang tidak tepat.
Dan biasanya mereka melakukannya disaat yang tidak tepat.

Yah mau bagaimanapun juga aku sudah menentukan pilihanku.
Berdarah-darah ataupun bahagia bukan menjadi urusan siapapun selain diriku sendiri.
Ini lah terkadang yang menjadikan ke-diaman-ku menjadi lebih tepat.
Karena pada dasarnya masing-masing orang peduli dengan diri mereka sendiri.
Ketika kau menceritakan masalahmu, masalahmu hanya akan membuat mereka bersyukur karena memiliki hidup yang lebih bahagia.

Sekian.


Read More
      edit

18 Juni 2019

Published 18.51 by with 0 comment

Hai, apa kabar kalian yang kusayangi?
Aku berada dalam kondisi kebingungan untuk menentukan jalan mana yang akan aku pilih.
Aku seorang calon ibu sekarang.
Pada saatnya nanti akan ada seseorang yang nanti nya akan menjadi inti dari perjuangan hidupku.
Ada seseorang yang nantinya akan menjadi sumber bahagia dan sedihku.
Sumber kekuatan ku, penyeka airmata ku, sebuah alasan untuk kebangkitan ku dari keterpurukan.

Setiap hari menjadi perjalanan yang panjang.
Waktu seakan melambatkan detiknya.
Menyiksaku dengan penantian panjang.
Menunda senyumku karena aku tidak mengetahui apakah ia baik-baik saja di dalam rahimku.
Perasaan rindu yang sedikit demi sedikit mulai menampakkan rasa dinginnya.
Aku begitu menginginkannya dalam dekapan ku.
Menatap matanya dan berkata bahwa semua akan baik-baik saja.

Ah waktu.
Aku tahu akan selalu begini jadinya.
Penantian akan selalu panjang.
Detikmu bagai meregang jauh.
Aku menghitung setiap hari yang kulewati sampai aku bertemu dengannya.
Rasanya terlalu lama sampai aku merasakan pergerakannya dalam rahimku.

Semoga kamu baik-baik saja, dan selalu baik-baik saja.
Aku menunggumu.
Menantimu dalam pelukanku.


Read More
      edit

20 Mei 2019

Published 04.07 by with 0 comment

Apakah rasa yang kurasakan benar benar ada ketika semua hal yg kupercayai adalah sebuah kepalsuan belaka?
Read More
      edit
Published 03.27 by with 0 comment

Aku menciptakan kabut ku sendiri.
Gelap, pekat, tak tertembus.
Kulingkupi hatiku,
Sambil bertahan pada dinginnya.

Aku menengadah dengan sia sia.
Karena airmata turun seperti hujan satu tahun sekali..


Read More
      edit

11 Februari 2019

Published 13.40 by with 0 comment

The first word in my mind about learning is "hard".
I couldn't find anything that make my spirit will rise.
I even couldn't change my mind which bother me.
It's all about pride. Everything in my self always about pride.
I don't know that was my weakness or my strength but i know this "i wouldn't fall", even in my deep heart, i can't promise you that.

These days was so hard.
Moaning, sad, prejudice, pride, confuse, dishonest, everything which mean is gather to bother me.
i know to understand and not make my time wasted is "Quit".
Get out of this mess and forget.


Read More
      edit

04 Februari 2019

Published 23.49 by with 0 comment

Ada sesuatu yang berubah di dalam hatiku.
Read More
      edit

24 Januari 2019

Published 23.32 by with 0 comment

Jika aku harus menjadi orang yang paling tidak pengertian diseluruh dunia,
Aku akan melakukannya.

Untuk alasan sederhana.
Untuk setidaknya bertemu lebih lama denganmu.

Ah, sudahlah.
Read More
      edit

19 Januari 2019

Published 16.26 by with 0 comment

Aku tidak bisa meyakini orang lain ketika aku tidak bisa meyakini diriku sendiri. Penyakit kronis ini nampaknya semakin parah seiring berjalannya waktu. Mencederaiku dengan rasa gelisah yang tak bisa kutanggung. Seakan semua kenangan memudar dan aku kembali ke titik awal. 

Aku sudah menyepakati dengan diriku sendiri untuk tidak menilai apa yang terlihat dan menelannya mentah-mentah. Karena pada kenyataannya orang-orang memasang topeng mereka dan bertahan dengan sandiwara mereka jauh lebih dalam dari yang bisa kulakukan. Pun, aku juga mengetahui bahwa hati tidak bisa berteriak keras bahkan jika dibutuhkan.

Aku memutuskan memakai rasa ku dalam menilai. Mencoba berfikir yang baik-baik tentang seseorang meskipun aku tidak tahu apa aku bisa mempercayainya.

Melarang hatiku untuk tergesa-gesa dalam merasa, dan melarang mataku untuk memancarkan sorot curiga pada hal yang aku tidak tahu pasti.

Menenangkan diri sangat sulit belakangan ini.
Aku mendengarkan musik ketika membaca.
Menghalang otakku untuk berfikir.
Aku mulai bisa untuk melakukannya bersamaan sekarang, dan itu bisa menenangkan hatiku yang sangat gelisah.




Read More
      edit

16 Januari 2019

Published 09.59 by with 0 comment

Ingatan tentang suatu luka,
Seperti akar pohon tua.
Menancapkan kenangannya kuat-kuat.
Tidak membiarkan aku melupakan sakitnya.

Kenangan ketika hatimu berkata tidak menginginkanku lagi.
Kenangan ketidakpercayaan ku bahwa dengan gigihnya kamu berusaha menjauh.
Kenangan ketika dengan tidak berdaya nya aku berusaha untuk mempertahankan kita.

Ah, hatiku hancur.
Meninggalkan bekas yang masih bisa kurasakan perihnya.
Ketika mimpi masih mewujudkan kenangan akan luka,
Aku menangis sejadi-jadinya.

Read More
      edit