19 Desember 2016

Published 23.11 by with 0 comment

Ternyata memang salah mengisi sebagian besar isi kepala dengan fairy tale yang gak masuk akal. Hidup yang nyata membuat orang-orang bersikap berbeda. Terlalu naif bila aku mengharapkan hal-hal terjadi sama persis dengan fiksi. Hidup tidak semudah itu ternyata. Terlalu banyak kepahitan yang bisa dibagikan. Terlalu banyak airmata untuk diteteskan. Terlalu banyak alasan untuk dikemukakan. Ini kedua kalinya aku diperlakukan dengan cara sama oleh orang yang berbeda. Sama persis. Dan hidup menempatkan segala sesuatunya semenyedihkan mungkin. Jangan berharap bisa berhenti merasakan sengsaranya. 

Aku mau berfikir secara general ditengah mendung yang menghiasi kamar seseorang perempuan yang terlalu naif berfikir yang indah-indah yang kebanyakan harinya diisi dengan kabur dari kenyataan. Entahlah, apa yang salah? kenapa pengabaian selalu datang satu paket dengan masalah materi? Masalah yang sama, seakan-akan hidup hanya berkutat dan melulu soal materi. Aku tidak akan membahas terlalu detail karena lumayan membuat depresi. Apa memang itu masalah utamanya? Apa bukan karena penat? Terserahlah.

Apa enaknya mencintai seperti ini? Tidak ada. Aku pernah berada di posisi ini sebelumnya dan aku membencinya. Seberapa pun aku mencintai seseorang, aku membenci dengan sekuat tenaga jika diposisikan seperti ini. Semua kata-kata seperti berterbangan didepan mata. Aku meragukan semuanya. Tidak ada kecuali. 

Aku jatuh cinta dengan sangat sulit. Terkadang aku suka membayangkan enaknya bisa mudah berpindah-pindah seperti kutu loncat dari satu laki-laki ke laki-laki lain. Sepertinya tidak ada rasa sakit. Sepertinya sedikit luka. Sepertinya sedikit penderitaan. Tapi pada kenyataannya aku membenci perempuan seperti itu. Oke no-judgement dan jangan sebut nama.

Aku tidak pernah menyesal mencintai kamu, tapi disaat ada rasa sakit yang datang satu paket dengan ucapan sayangmu, itu lain soal. Itu entah dinamakan apa. Sakit hati? Itu terlalu mainstream. Mungkin ini yang disebut sebagai pengabaian versi baru. Sudah di upgrade sedemikian rupa supaya tidak terasa sakitnya saat itu juga. Aku terlalu banyak mengeluh ya? Aku terlalu banyak meminta ya? Kata kamu aku harus jujur. Meskipun sangat sakit ketika kamu jujur. 

Aku bingung harus apa. 
Aku ragu tentang apapun sekarang. 
Aku takut kehilangan kamu tapi disisi lain kamu begitu menyebalkan.

Sayang, mengapa aku mencintai kamu?
Read More
      edit
Published 11.44 by with 0 comment

Dan mereka memelihara kedunguan mereka sendiri.
Bukan mengiyakan apa yang dirasa benar dan berfikir menggunakan kewarasannya (jika ada),
namun hanya menjadi korban ikut-ikutan yang merasa benar dengan men-judge yang lain salah..

Read More
      edit

16 Desember 2016

Published 22.25 by with 0 comment

Jika bisa ditelaah, terkadang kata-kata membanjiri fikiran hanya pada saat-saat yang paling menyayat.
Rasanya seperti tidak berkesudahan,
Begitu menghayutkan dan getir.
Indah pada tempatnya dan menyedihkan seperti yang seharusnya.
Benar memang lidah menjadi kelu, tapi jemari menjadi 100x lebih tangkas dari biasanya.
Difikir berapa kali pun, aku belum menemukan jawabannya.
Keadaan menyedihkan yang menumpulkan lisan menjadi jembatan bagi cakrawala tulisan.
Mereka yang terlalu banyak bicara, enyahlah..

Aku bahkan tidak pernah keberatan sendirian..
Karena kesendirian tidak melulu kesepian..
Read More
      edit
Published 22.05 by with 0 comment

Penulis punya daya magis.
Bagi si empunya maupun bagi pembaca.
Sekedar opini ataupun berdasarkan data yang akurat, rasanya kata-kata yang disusun lah yang penting.
Kata-kata yang memiliki daya gebrak, dan judul yang memicu rasa ingin tahu.
Bahkan tak jarang sebuah tulisan menjadi mata rantai bagi tulisan yang lainnya.
Begitu mengagumkan rasanya, begitu menggugah nurani dan mewaraskan yang sudah waras dengan permainan kata-kata.

Dan yang lebih keren lagi, terkadang penulis selalu menulis dari apa yang terlewati oleh orang lain.

Dan sesungguhnya ini sebuah hobby yang baik,
Bukankah begitu?
Read More
      edit

15 Desember 2016

Published 11.48 by with 0 comment

Agama seharusnya menerangi,
Bukan membutakan..
Read More
      edit

11 Desember 2016

Published 19.25 by with 0 comment

Berlebihankah?
Jika terkadang aku berharap,
Seperti bintang yang berkerlip di malam tanpa bulan?
Read More
      edit

06 Desember 2016

Published 17.16 by with 0 comment

Jangan berprasangka..
Jangan berprasangka..
Jangan berprasangka..
Jangan berprasangka..
Read More
      edit
Published 13.18 by with 0 comment

Hal yang disesali?

Mengukur sebuah kilas balik beberapa tahun belakangan ini, rasanya bisa dibilang banyak hal yang perlu dan melulu disesali.
Pada beberapa kesempatan selalu terucap seharusnya begini, tidak seharusnya begitu.
Lalu apa yang terjadi? ketika segala sesuatunya berjalan beriringan dengan kemauan, apakah penyesalan masih dapat ambil peran?
Apakah kemauan pada saat itu berdasarkan untung-untungan, atau sudah melalui berbagai pertimbangan?
Entahlah,
Nyatanya waktu sudah kelewat jauh ketika penyesalan terjadi..
Menangisi ataupun menyesali tidak membawa perubahan berarti,
Tapi bisa dibilang aku masih mensyukuri sebuah penyesalan,
Meskipun terlewat, selalu teringat kan? 😂


Read More
      edit

03 Desember 2016

Published 21.14 by with 0 comment

Kegelapan mulai terasa menyenangkan..
Begitu sepi, sunyi, hanya ada desir kipas angin yang tidak pernah kumatikan..
Awalnya terasa menakutkan, aku bahkan tidak dapat menemukan apapun..
Tapi seiring dengan rengkuhan sepi, aku mulai menikmatinya,
Menemukan sudut-sudut yang sebelumnya tidak bisa kulihat..

Aku menyadari pesona kegelapan itu sendiri,
Memikat, Ya bisa dibilang sebuah kedamaian versi baru dengan mengesampingkan bunyi kipas angin tentunya..

Dan rasanya senyumku pun mulai mengembang,
Entah karena apa, aku bahkan tidak memiliki alasan yang tepat untuk tersenyum..
Tapi ini bisa dibilang sudah lebih dari cukup,
Aku selalu mensyukurinya mulai dari sekarang..

Apapun namanya ini,
Bagaimana pun jadinya nanti..
Aku mulai membiasakannya,
Membiasakan gelap dan sepi memelukku lebih dalam lagi..

Selamat malam,
Simpan segala sesuatunya,
Aku mulai menyimpan segalanya hanya untukku sendiri..

Read More
      edit