Ternyata memang salah mengisi sebagian besar isi kepala dengan fairy tale yang gak masuk akal. Hidup yang nyata membuat orang-orang bersikap berbeda. Terlalu naif bila aku mengharapkan hal-hal terjadi sama persis dengan fiksi. Hidup tidak semudah itu ternyata. Terlalu banyak kepahitan yang bisa dibagikan. Terlalu banyak airmata untuk diteteskan. Terlalu banyak alasan untuk dikemukakan. Ini kedua kalinya aku diperlakukan dengan cara sama oleh orang yang berbeda. Sama persis. Dan hidup menempatkan segala sesuatunya semenyedihkan mungkin. Jangan berharap bisa berhenti merasakan sengsaranya.
Aku mau berfikir secara general ditengah mendung yang menghiasi kamar seseorang perempuan yang terlalu naif berfikir yang indah-indah yang kebanyakan harinya diisi dengan kabur dari kenyataan. Entahlah, apa yang salah? kenapa pengabaian selalu datang satu paket dengan masalah materi? Masalah yang sama, seakan-akan hidup hanya berkutat dan melulu soal materi. Aku tidak akan membahas terlalu detail karena lumayan membuat depresi. Apa memang itu masalah utamanya? Apa bukan karena penat? Terserahlah.
Apa enaknya mencintai seperti ini? Tidak ada. Aku pernah berada di posisi ini sebelumnya dan aku membencinya. Seberapa pun aku mencintai seseorang, aku membenci dengan sekuat tenaga jika diposisikan seperti ini. Semua kata-kata seperti berterbangan didepan mata. Aku meragukan semuanya. Tidak ada kecuali.
Aku jatuh cinta dengan sangat sulit. Terkadang aku suka membayangkan enaknya bisa mudah berpindah-pindah seperti kutu loncat dari satu laki-laki ke laki-laki lain. Sepertinya tidak ada rasa sakit. Sepertinya sedikit luka. Sepertinya sedikit penderitaan. Tapi pada kenyataannya aku membenci perempuan seperti itu. Oke no-judgement dan jangan sebut nama.
Aku tidak pernah menyesal mencintai kamu, tapi disaat ada rasa sakit yang datang satu paket dengan ucapan sayangmu, itu lain soal. Itu entah dinamakan apa. Sakit hati? Itu terlalu mainstream. Mungkin ini yang disebut sebagai pengabaian versi baru. Sudah di upgrade sedemikian rupa supaya tidak terasa sakitnya saat itu juga. Aku terlalu banyak mengeluh ya? Aku terlalu banyak meminta ya? Kata kamu aku harus jujur. Meskipun sangat sakit ketika kamu jujur.
Aku bingung harus apa.
Aku ragu tentang apapun sekarang.
Aku takut kehilangan kamu tapi disisi lain kamu begitu menyebalkan.
Sayang, mengapa aku mencintai kamu?